Konfigurasi Dynamic Routing dengan Protocol OSPF
A. DASAR TEORI
Protokol Routing Link State
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang protokol routing link-state. Namun sebelumnya kita ulas kembali tentang protokol distance vector serta perbedaanya dengan protokol routing link-state. Untuk menggambarkan perbedaan protokol routing distance vector dan link state kita dapat menggunakan sebuah analogi. Pada distance vector dianalogikan sebagai sebuah rambu-rambu jalan yang memandu kita dalam perjalanan menuju tujuan, dimana informasi yang tertera hanya jarak dan arah. Pada link state, protokol routing dianalogikan sebagai sebuah peta. Dengan sebuah peta kita bisa melihat semua rute yang potensial dan menentukan sendiri jalur yang paling kita inginkan.
Protokol routing distance vector seperti rambu-rambu jalan karena router harus membuat keputusan jalur yang paling diinginkan berdasarkan sebuah jarak atau metric ke sebuah jaringan. Seperti halnya pelancong mempercayai sebuah rambu jalan yang menunjukkan secara tepat arah ke kota berikutnya, sebuah router distance vector mempercayai bahwa router lain telah menginformasikan jarak yang benar ke jaringan tujuan.
Protokol routing link-state menggunakan pendekatan lain. Protokol routing link-state lebih mirip sebuah peta jalan karena mereka membuat sebuah peta topologi dari sebuah jaringan dan setiap router menggunakan peta ini untuk menentukan jalur terpendek ke setiap jaringan. Sama halnya saat kita mengacu pada sebuah peta untuk menemukan rute ke kota lain, router-router link-state menggunakan sebuah peta untuk menentukan jalur yang paling diinginkan untuk mencapat tujuan lain.
Router yang menjalankan sebuah protokol routing link-state mengirim informasi tentang status link-nya ke router lain dalam wilayah routing. Status dari link ini mengacu pada jaringan yang terhubung langsung pada-nya dan termasuk informasi tentang jenis jaringan dan router-router tetangga pada jaringan tersebut, karena itu dinamakan protokol routing link-state.
Protokol routing link-state dikenal juga sebagai protokol shortest path first dan dibangun atas algorithma shortest path first Edsger Dijkstra’s.
Protokol routing link-stater IP adalah :
1. Open Shortest Path First (OSPF)
2. Intermediate System-to Intermediat System (IS-IS)
Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. OSPF menggunakan konsep area dengan routing domain OSPF. Area memisahkan network menjadi lebih kecil untuk mengurangi jumlah trafik protokol yang melalui network. Metric OSPF berdasarkan bandwith dari port. OSPF memilih jalur yang mempunyai bandwith paling
besar.
B. LANGKAH PRAKTIKUM
2. Konfigurasi IP Address, subnet mask dan gateway pada setiap PC
3. Konfigurasi IP Address dan subnet mask pada Setiap Router
a. Router1
c. Router3
d. Router4
e. Router5
f. Router6
a. Router1
Router>enb. Router2
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip address 10.2.2.1 255.255.255.252 Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.1.1.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interace fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.3.3.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip address 10.4.4.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config)#exit
c. Router3
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.30.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.2.2.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.3.3.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#n shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.5.5.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
d. Router4
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.40.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.4.4.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.6.6.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.7.7.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
e. Router5
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.50.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.5.5.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.6.6.2 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.8.8.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
f. Router6
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.60.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.7.7.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.8.8.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
4. Konfigurasi OSPF pada setiap Router
Tetukan area untuk tiap bagian jaringan, ini untuk menentukan tingakat hirarki pada jaringan, area 0 biasa juga di sebut area backbone.
a. Router1
b. Router2
c. Router3
d. Router4
e. Router5
f. Router6
Pada konfigurasi di atas, alamat setelah network ID adalah wildcard, atau bisa juga disebut kebalikan dari subnet pada jaringan tersebut.
5. Tes Koneksi Jaringan
Pengujian jaringan dilakukan dengan pengirimian paket ICMP atau test ping antar PC
sebagai contah Dari PC 1 di lakukan test ke beberapa PC
C.
D.
E.
Tetukan area untuk tiap bagian jaringan, ini untuk menentukan tingakat hirarki pada jaringan, area 0 biasa juga di sebut area backbone.
a. Router1
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.1.1.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.2.2.0 0.0.0.3 area 1
b. Router2
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.1.1.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.4.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.3.3.0 0.0.0.3 area 0
c. Router3
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.2.2.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.3.3.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.5.5.0 0.0.0.3 area 0
d. Router4
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.4.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.6.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.7.7.0 0.0.0.3 area 1
e. Router5
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.5.5.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.6.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.8.8.0 0.0.0.3 area 1
f. Router6
Router(config)#router ospf 1ket.
Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.7.7.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.8.8.0 0.0.0.3 area 1
Pada konfigurasi di atas, alamat setelah network ID adalah wildcard, atau bisa juga disebut kebalikan dari subnet pada jaringan tersebut.
5. Tes Koneksi Jaringan
Pengujian jaringan dilakukan dengan pengirimian paket ICMP atau test ping antar PC
sebagai contah Dari PC 1 di lakukan test ke beberapa PC
C.
D.
E.
0 comments:
Post a Comment