Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Dynamic Routing dengan Protocol OSPF

Konfigurasi Dynamic Routing dengan Protocol OSPF



A. DASAR TEORI

Protokol Routing Link State
       Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang protokol routing link-state. Namun sebelumnya kita ulas kembali tentang protokol distance vector serta perbedaanya dengan protokol routing link-state. Untuk menggambarkan perbedaan protokol routing distance vector dan link state kita dapat menggunakan sebuah analogi. Pada distance vector dianalogikan sebagai sebuah rambu-rambu jalan yang memandu kita dalam perjalanan menuju tujuan, dimana informasi yang tertera hanya jarak dan arah.  Pada link state, protokol routing dianalogikan sebagai sebuah peta. Dengan sebuah peta kita bisa melihat semua rute yang potensial dan menentukan sendiri jalur yang paling kita inginkan.

    Protokol routing distance vector seperti rambu-rambu jalan karena router harus membuat keputusan jalur yang paling diinginkan berdasarkan sebuah jarak atau metric ke sebuah jaringan. Seperti halnya  pelancong mempercayai sebuah rambu jalan yang menunjukkan secara tepat arah ke kota berikutnya, sebuah router distance vector mempercayai bahwa router lain telah menginformasikan jarak yang benar ke jaringan tujuan.

       Protokol  routing link-state menggunakan pendekatan lain. Protokol routing link-state lebih mirip sebuah peta jalan karena mereka membuat sebuah peta topologi dari sebuah jaringan dan setiap router menggunakan peta ini untuk menentukan jalur terpendek ke setiap jaringan. Sama halnya saat kita mengacu pada sebuah peta untuk menemukan rute ke kota lain, router-router link-state menggunakan sebuah peta untuk menentukan jalur yang paling diinginkan untuk mencapat tujuan lain.
Router yang menjalankan sebuah protokol routing link-state mengirim informasi tentang status link-nya ke router lain dalam wilayah routing. Status dari link ini mengacu pada jaringan yang terhubung langsung pada-nya dan termasuk informasi tentang jenis jaringan dan router-router tetangga pada jaringan tersebut, karena itu dinamakan protokol routing link-state.
Protokol routing link-state dikenal juga sebagai protokol shortest path first dan dibangun atas algorithma shortest path first Edsger Dijkstra’s.

Protokol routing link-stater IP adalah :
1. Open Shortest Path First (OSPF)
2. Intermediate System-to Intermediat System (IS-IS)
Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. OSPF menggunakan konsep area dengan  routing domain OSPF. Area memisahkan network menjadi lebih kecil untuk mengurangi jumlah trafik protokol yang melalui network. Metric OSPF berdasarkan bandwith dari port. OSPF memilih jalur yang mempunyai bandwith paling 
besar.


B. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Buat Topologi sebagai berikut




2. Konfigurasi IP Address, subnet mask dan gateway pada setiap PC

3. Konfigurasi IP Address dan subnet mask pada Setiap Router
    a. Router1
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip address 10.2.2.1 255.255.255.252 Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
    b. Router2
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.1.1.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interace fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.3.3.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip address 10.4.4.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config)#exit 

    c. Router3
Router>en
Router#configure terminal
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.30.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.2.2.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.3.3.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#n shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.5.5.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

    d. Router4
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.40.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.4.4.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.6.6.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#interface s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.7.7.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex 

    e. Router5
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.50.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.5.5.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#ip add 10.6.6.2 255.255.255.252 Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.8.8.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

    f. Router6
Router>en
Router#conf t
Router(config)#int  fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.60.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/1
Router(config-if)#ip add 10.7.7.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#ip add 10.8.8.2 255.255.255.252
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

4. Konfigurasi OSPF pada setiap Router
Tetukan area untuk tiap bagian jaringan, ini untuk menentukan tingakat hirarki pada jaringan, area 0 biasa juga di sebut area backbone.

a. Router1
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.1.1.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.2.2.0 0.0.0.3 area 1 

b. Router2
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.1.1.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.4.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.3.3.0 0.0.0.3 area 0 

c. Router3
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.2.2.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.3.3.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.5.5.0 0.0.0.3 area 0

d. Router4
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.4.4.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.6.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.7.7.0 0.0.0.3 area 1 

e. Router5
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.5.5.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.6.6.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.8.8.0 0.0.0.3 area 1

f. Router6
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 10.7.7.0 0.0.0.3 area 1
Router(config-router)#network 10.8.8.0 0.0.0.3 area 1
ket.
Pada konfigurasi di atas, alamat setelah network ID adalah wildcard, atau bisa juga disebut kebalikan dari subnet pada jaringan tersebut.

5.  Tes Koneksi Jaringan
      Pengujian jaringan dilakukan dengan pengirimian paket ICMP atau test ping antar PC
      sebagai contah Dari PC 1 di lakukan test ke beberapa PC

C.
D.
E.


Routing

ROUTING

Definisi  :
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingg paket-paket data dapat dialirkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya.Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai Router.

Alur :
    Proses dimana suatu router memforward paket ke jaringan yang dituju.
    Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket.
    Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.
    Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan

Statik vs Dinamik
    Rute Statik - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
    Rute Dinamik - Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah seorang administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada rute Dinamik, sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi jaringan yang diterima dari “internetwork


Tabel-routing
    Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
    1. Alamat Network Tujuan
    2. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
    3. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.
    4. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).

    Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di router, Router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan untuk meneruskan paket.

    Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan cara :
    1. Manual oleh “network administrator”
    2. Pengumpulan informasi melalui proses dinamik dalam jaringan.

Jenis-Routing
Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:
    Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.
    Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.

Informasi-Route
Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :
1. Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan dirouting.
2. Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
3. Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
4. Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
5. Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui


Routing-Protocol & Routed-Rrotocol
    Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol digunakan oleh router-router untuk memelihara /meng-update isi routing table. Pada dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
    Routed Protocol (protocol yang diroutingkan) maksudnya adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Jadi protocol ini tidak digunakan untuk membuild routing tables, melainkan dipakai untuk addressing (pengalamatan). Karena digunakan untuk addressing, maka yang menggunakan routed protocol ini adalah end devices (laptop, mobile phone, desktop, mac, dll). router akan membaca informasi dari protocol ini sebagai dasar untuk memforward paket. Contoh routed protocol adalah IP, NetbeUI, IPX, Apple Talk dan DECNet.

VLAN (Virtual Local Area Network)

 JARINGAN VLAN (Virtual Local Area Network)

A. DASAR TEORI

VLAN di sebut juga denga Virtual LAN
pengertian dari VLAN sendiri yaitu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan

Fungsi VLAN sendiri yaitu :
-    Menimalisir kemungkinan terjadinya konflik IP yang terlalu banyak.
-    Mencegah terjadinya collision domain (tabrakan domain).
-    Mengurangi tingkat vulnerabilities. 

add. (istilah Vulnerability merupakan suatu kelemahan yang memungkinkan seseorang untuk masuk dan mendapatkan hak akses kedalam komputer yang dituju(target). Biasanya vulnerability adalah kelemahan yang dikarenakan kesalahan setting ataupun ataupun ketidaktahuan administrator.)

B. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Buat Topologi Berikut


2.  Konfigurasi IP Address dan subnetmask pada setiap PC (PC mahasiswa, dosen, karyawan dan perkantoran)

3. Konfigurasi VLAN pada switch0
    a. Konfigurasi nama vlan
Switch > enable
Switch # config terminal
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name mahasiswa
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name dosen
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 30
Switch(config-vlan)#name karyawan
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 40
Switch(config-vlan)#name perkantoran
Switch(config-vlan)#end
     b. Mendaftarkan Port pada vlan

Switch > enable
Switch # config terminal
Switch(config)#int range fa0/1-fa0/5
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/6-fa0/10
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 20
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/11 - fa0/15
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 30
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/16-fa0/20
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 40
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#end
Switch#
4. Test Koneksi antar PC
    a. ping antar PC yang dalam satu VLAN seharusnya bisa TTL (terhubung)
    b. ping antar PC yang berbeda VLAN seharusnya tidak bisa TTL (tidak bisa terhubung)


C. LATIHAN

1. Tambahkan switch dan beberapa PC sehingga topologi menjadi berikut











2. Konfigurasi IP address dan subnet mask setiap PC

3. Konfigurasi Switch0 (Konfigurasi Mode Trunk)
    Tambahkan konfigurasi vlan pada switch0 sebagai berikut
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 99
Switch(config-vlan)#name antarswitch
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#int fa0/24 //perhatikan port/kabel penghubung antar switches
Switch(config-if)#switchport mode trunk // memungkinkan untuk meneruskan lalu lintas antara switch
Switch(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/24, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/24, changed state to up
Switch(config-if)#switchport trunk native vlan 99 //vlan yang di gunakan
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#
4. Konfigurasi Switch1
    a. Konfigurasi nama vlan
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#
%CDP-4-NATIVE_VLAN_MISMATCH: Native VLAN mismatch discovered on FastEthernet0/24 (1), with Switch FastEthernet0/24 (99).
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name mahasiswa
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name dosen
Switch(config-vlan)#
%CDP-4-NATIVE_VLAN_MISMATCH: Native VLAN mismatch discovered on FastEthernet0/24 (1), with Switch FastEthernet0/24 (99).
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 30
Switch(config-vlan)#name karyawan
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 40
Switch(config-vlan)#name perkantoran
Switch(config-vlan)#end
Switch#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Switch#
    b. Mendaftarkan Port pada vlan
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#int range fa0/1-fa0/5  //range port interface yg didaftarkan
Switch(config-if-range)#
%CDP-4-NATIVE_VLAN_MISMATCH: Native VLAN mismatch discovered on FastEthernet0/24 (1), with Switch FastEthernet0/24 (99).
Switch(config-if-range)#switchport mode access  //menghubungkan antar anggota VLAN
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10  //menghubungan ke VLAN 10
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/6-fa0/10
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 20
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/11-fa0/15
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 30
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#int range fa0/16-fa0/20
Switch(config-if-range)#
%CDP-4-NATIVE_VLAN_MISMATCH: Native VLAN mismatch discovered on FastEthernet0/24 (1), with Switch FastEthernet0/24 (99).
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 40
Switch(config-if-range)#end
Switch#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Switch#
 c. Konfigurasi mode trunk
Switch>en
Switch#conf t
Switch(config)#vlan 99
Switch(config-vlan)#name antarswitch
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#int fa0/24 //perhatikan port/kabel penghubung antar switches
Switch(config-if)#switchport mode trunk // memungkinkan untuk meneruskan lalu lintas antara switch
Switch(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/24, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/24, changed state to up
Switch(config-if)#switchport trunk native vlan 99   //vlan yang di gunakan
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#


5. Test Koneksi antar PC pada switch yang yang berbeda
    a. ping antar PC (yang terhubung pada switch yang berbeda) dalam satu VLAN seharusnya bisa             TTL (terhubung)
    b. ping antar PC(yang terhubung pada switch yang berbeda) yang berbeda VLAN seharusnya tidak         bisa TTL (tidak bisa terhubung)


D. TUGAS

Konfigurasi topologi vlan berikut ini!













E. KESIMPULAN

1)   Komunikasi antar host dalam 1 switch dapat berjalan dengan baik sebelum di aktifkan vlan,                 namun setelah diaktifkan vlan, komunikasi hanya dapat dilakukan dengan host yang portnya                terdaftar dalam 1 vlan yang sama.
2)    Setelah diaktifkan vlan, komunikasi hanya dapat dilakukan dengan host yang portnya terdaftar            dalam 1 vlan yang sama walaupun berbeda switch ataupun dalam 1 switch yang sama.
3)    Komunikasi antara switch yang menggunakan vlan, dapat menggunakan link trunk.
4)    Vlan di aktifkan untuk membatasi konektivitas komputer terhadap komputer lain dalam 1 switch         yang sama atau lebih.



VLAN di sebut juga denga Virtual LAN pengertian dari VLAN sendiri yaitu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. - See more at: http://www.spesial-droid.com/2013/12/cara-membuat-jaringan-vlan-pada-packet.html#sthash.mqLCydjt.dpuf
VLAN di sebut juga denga Virtual LAN pengertian dari VLAN sendiri yaitu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. - See more at: http://www.spesial-droid.com/2013/12/cara-membuat-jaringan-vlan-pada-packet.html#sthash.mqLCydjt.dpuf

Dynamic Routing dengan Protokol EIGRP

Konfigurasi 2 Router Dengan Routing Protokol EIGRP

 A. TUJUAN PRAK TIKUM
-Memahami jenis Routing Protocol
-Memahami cara mengkonfigurasi sebuah Router
-Memahami Routing Protocol Distance Vektor (EIGRP)
-Memahami perbedaan dari semua jenis Routing Protocol

B. ALAT DAN BAHAN
-Sebuah PC yang terinstal Packet Tracer
-Software Packet Tracer 

C. DASAR TEORI
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
• static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang disetting secara manual oleh para administrator jaringan.
• dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

Menurut kelas routing protocol dibagi menjadi 2 kelas Distance Vektor dan Link State akan teatapi dalam modul ini hanya dibahas Distance vektor.

Distance vector Protocol  
Distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. 
Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan menjadi route terbaik

Routing Protocol Jenis distance-Vector
Algoritma routing distance-vector mengirimkan isi routing tabel yg lengkap ke router router tetangga, yg kemudian menggabungkan entri-entri di routing tabel yang diterima tersebut dengan routing tabel yang mereka miliki, untuk melengkapi routing tabel router tersebut.

1. RIP (Routing Information Protocol)
-Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. 
-RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). 
-RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router. 
-RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. 
-RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing

2. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protoco)
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router anda harus router cisco untuk menggunakan EIGRP dijaringan anda. EIGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP (yang hanya 15 hop)


D. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Buat Topologi Berikut


2. Setting IP Address, gateway, subnet mask setiap PC
     a. PC 0


    















 b. PC1

















3. Setting IP Address, subnet mask setiap Router
    a. Router 0
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.24.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int se0/0
Router(config-if)#ip address 172.16.12.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to down
Router(config-if)#exit
Router(config)#do cop run star
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router(config)#do wr mem
Building configuration...
[OK]
Router(config)#exit
Router#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#


    b. Router 1
Router>enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.32.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int se0/0
Router(config-if)#ip address 172.16.12.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#do cop run star
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router(config)#do wr mem
Building configuration...
[OK]
Router(config)#

4. Setting protocol routing EIGRP pada setiap router
    a. Router 0
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#net 172.16.12.0
Router(config-router)#net 192.168.24.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#do cop run star
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router(config)#do wr mem
Building configuration...
[OK]
Router(config)#
 
    b. Router 1

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#net 172.16.12.0
Router(config-router)#
%DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP 100: Neighbor 172.16.12.1 (Serial0/0) is up: new adjacency
Router(config-router)#net 172.16.12.0
Router(config-router)#net 192.168.32.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#do cop run star
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router(config)#do wr mem
Building configuration...
[OK]
Router(config)#

5. Melihat Table Routing
    a. Router0

Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route                                                   
Gateway of last resort is not set
      172.16.0.0/16 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       172.16.0.0/16 is a summary, 00:09:50, Null0
C       172.16.12.0/24 is directly connected, Serial0/0
C    192.168.24.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
D    192.168.32.0/24 [90/2172416] via 172.16.12.2, 00:01:27, Serial0/0
Router#
atau  melihat eigrp

Router#sh ip eigrp topology
IP-EIGRP Topology Table for AS 100
Codes: P - Passive, A - Active, U - Update, Q - Query, R - Reply,
       r - Reply status
P 192.168.24.0/24, 1 successors, FD is 28160
         via Connected, FastEthernet0/0
P 172.16.12.0/24, 1 successors, FD is 2169856
         via Connected, Serial0/0
P 172.16.0.0/16, 1 successors, FD is 2169856
         via Summary (2169856/0), Null0
P 192.168.32.0/24, 1 successors, FD is 2172416
         via 172.16.12.2 (2172416/28160), Serial0/0
Router#

     b. Router 1

Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route
 Gateway of last resort is not set
      172.16.0.0/16 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       172.16.0.0/16 is a summary, 00:01:12, Null0
C       172.16.12.0/24 is directly connected, Serial0/0
D    192.168.24.0/24 [90/2172416] via 172.16.12.1, 00:07:50, Serial0/0
C    192.168.32.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
Router#
atau melihat eigrp
Router#sh ip eigrp topology
IP-EIGRP Topology Table for AS 100
Codes: P - Passive, A - Active, U - Update, Q - Query, R - Reply,
       r - Reply status
P 192.168.32.0/24, 1 successors, FD is 28160
         via Connected, FastEthernet0/0
P 172.16.12.0/24, 1 successors, FD is 2169856
         via Connected, Serial0/0
P 172.16.0.0/16, 1 successors, FD is 2169856
         via Summary (2169856/0), Null0
P 192.168.24.0/24, 1 successors, FD is 2172416
         via 172.16.12.1 (2172416/28160), Serial0/0
Router#

6. Test konseksi antar PC dengan ping atau kirim pesan

















E. LATIHAN
1. Sebutkan pengertian Routing Protocol?
2. Sebutkan perbedaan antara Routing Protocol RIP dan EIGRP?
3. Sebutkan cara kerja dari RIP dan EIGRP dalam meroutingkan aliran data?
4. Dari praktikum diatas, jelaskan arti dari perintah-perintah routing tersebut ?
5. Praktikkan topologi berikut dengan routing protokol EIGRP!



 










F. RANGKUMAN
 • Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
• static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
• dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
• Distance vector Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan ,menjadi route terbaik. Baik RIP dan EIGRP adalah routing protocol jenis distance-vector.
• Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable).
• Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary).






Pageviews