Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Mode Access Point


Mengenal Konsep Kerja
Radio Wireless Mode
 
Hai all… kini saatnya kita mengenal berbagai Mode Wireless Access Point.  Jika kemarin kita hanya kenal sebagai Mode AP saja maka sekarang kita harus mengenal model lain, diantaranya :  AP Client, AP Client Bridge, AP Repeater, AP Repeater Bridge dan WDS. Tidak semua AP mendukung mode-mode tersebut oleh karena itu ketika kita ingin membeli wireless AP harus dipertimbangkan kebutuhan secara menyeluruh.

1.     Mode : AP
Mode AP merupakan mode yang pasti digunakan pada mode jaringan wireless apapun.  AP berperan sebagai central node dan penguat signal pada jaringan wireless.




2.     Mode : AP Client 
Mode AP Client merupakan mode AP yang dijadikan client dari AP utama.  Jadi AP utama akan memiliki hubungan dengan AP client secara langsung, karena perannnya sebagai AP Client maka tidak ada host yang bisa melakukan koneksi langsung ke AP client sehingga hanya port-port LAN saja yang bisa bekerja. Model AP ini biasa diterapkan jika ingin menghubungkan AP untuk beberapa lantai, misalnya : Rumah Sakit, Kantor, dan lain sebagainya. Mode AP Client, digambarkan seperti berikut ini :


3.     Mode : AP Client Bridge
Mode AP Client Bridge mirip sekali dengan mode AP Client.   Perbedaannya jika pada AP client host tidak bisa koneksi secara  wireless ke AP Client, sedangkan jika kita mendirikan sebagai AP Client Bridge maka host-host bisa koneksi langsung secara wireless ke AP Client Bridge. Mode AP Client Bridge, digambarkan seperti berikut ini :



4.     Mode : AP Repeater
Mode AP Repeater berperan sebagai penguat signal wireless.  Jika kita ingin mendirkan jaringan wireless yang letaknya terlalu jauh (diluar jangkauan power) maka kita harus mendirikan AP Repeater, dengan tujuan agar signal wireless tetap stabil sehingga troughput yang dihasilkan sesuai dengan harapan yaitu baik dan stabil juga. AP Repeater hanya berperan sebagai penguat sehingga tidak bisa dikoneksikan oleh host secara langsung. Mode AP Repeater, digambarkan seperti berikut ini :

5.     Mode : AP Repeater Bridge
Mode AP Repeater Bridge berfungsi seperti AP Repeater yang  berperan sebagai penguat signal wireless.  Perbedaannya jika kita mendirikan mode AP Repeater Bridge maka host bisa langsung melakukan koneksi ke AP Repeater Bridge secara wireless. Mode AP Repeater Bridge, digambarkan seperti berikut ini :

6.     Mode : AP WDS (Wireless Distribution System)
Mode AP WDS merupakan mode AP tersebar,  Kedua Radio RF berperan AP WDS. Keuntungan menggunakan model ini  adalah host bisa langsung koneksi secara wireless ke AP manapun pada area yang luas. Mode AP WDS, digambarkan seperti berikut ini :
   Nah, akhirnya kita kenal juga sama berbagai mode wireless AP.   Jadi jika kita ingin mendirikan jaringan wireless tentukan dulu mode yang akan diterapkan.

Konsep Dasar Wireless


Konsep Dasar Wireless

Apa sih Wireless LAN….?
Wireless Local Area Network  (WLAN) adalah hubungan antara komputer yang satu dengan komputer dan/atau peripheral lainnya dengan mempergunakan sedikit kabel. Jaringan komputer tersebut mempergunakan gelombang radio sebagai media transmisi datanya.  Informasi (data) ditransfer dari satu komputer ke komputer lain menggunakan gelombang radio. WLAN sering disebut sebagai Jaringan Nirkabel atau Jaringan Wireless.
Karena Jaringan Wireless mempergunakan  frekuensi, maka frekuensi yang dialokasikan diberi standarisasi sebagai berikut :

Sedangkan untuk standarisasi Wireless LAN, sebagai berikut :
1.      802.11a
Dibuat pada tahun 1999. Menggunakan frekuensi 5GHz, dan kecepatan transfer data teoritis maksimal 300 Mbps. Kini 802.11a mengalami perubahan teknologi secara revolusioner  dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 150 Mbps juga mengalami peningkatan jangkauan sampai dengan 50Km (bisa dilakukan dengan memanfaatkan peralatan wireless tertentu)

2.      802.11b
Dibuat pada tahun 1999. Menggunakan frekuensi 2.4GHz, dan kecepatan transfer data teoritis maksimal 11 Mbps.

3.     802.11g
Dibuat pada tahun 2003. Menggunakan frekuensi 2.4Ghz, dan kecepatan transfer data teoritis maksimal 108 Mbps.

4.     802.11n
Ditujukan untuk WLAN dengan kecepatan tranfer data teoritis maksimal  450 Mbps  dengan teknologi 3T3R. Di pasar dapat dijumpai dengan merek dagang MIMO atau Pre-802.11n. 

Ada  beberapa istilah yang cukup popular berkaitan dengan wireless. Beberapa diantaranya yaitu:
1.  Wireless atau WiFi
WiFi   atau Wireless Fidelity adalah nama lain yang diberikan untuk produk yang mengikuti spesifikasi 802.11. Sebagian besar pengguna komputer lebih mengenal istilah Wireless card/adapter dibandingkan dengan 802.11 card/adapter. Wireless merupakan merek dagang, dan lebih popular dibandingkan kata “IEEE 802.11”.

2.  Channel
Bayangkanlah pita frekuansi seperti sebuah jalan, dan channel seperti jalur-jalur pemisah pada jalan tersebut. Peralatan 802.11a bekerja pada frekuensi 5,15  - 5,875 GHz, sedangkan peralatan 802.11b dan 802.11g bekerja pada frekuansi 2,4  -  2,497 GHz. Jadi, 802.11a menggunakan  pita frekuensi lebih besar dibandingkan 802.11b atau 802.11g.  Semakin lebar pita frekuensi, semakin banyak channel yang tersedia. Agar dapat saling berkomunikasi, setiap peralatan Wireless harus menggunakan Channel yang sama. 

3.  MIMO 
MIMO  (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi  Wireless  terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan  throughput, keunggulan realibilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi.  Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien  Wireless  sesuka hati.  Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wireless yg ada disetiap sudut ruangan.  Peralatan Wireless MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

4.  Wireless Encription   
Merupakan fitur keamanan/sekuriti yang bersifat build-in pada peralatan Wireless.  Keamanan merupakan masalah yang serius bagi pengguna Wireless akibat gelombang radio yang dipancarkan adapter Wireless dapat diterima oleh semua peralatan Wireless  yang ada di  sekitarnya (atau gedung disebelahnya). Tentu saja kondisi semacam ini sangat rawan karena informasi dapat “ditangkap” dengan mudah.  Oleh sebab itu Wireless dibuat dengan beberapa jenis enkripsi, diantaranya : WEP, WPA, WPA2.  Ekripsi WEP merupakan keamanan dasar yang sampai saat ini bisa dilakukan proses cracking dengan  pemanfaatkan IV (initialization vector), sehingga tidak layak lagi mempergunakan enkripsi jenis ini maka  beralihlah  pada jenis enkripsi WPA (--  sekalipun bisa dilakukan proses cracking dengan Rainbow Tables), WPA2.  Perlu juga diketahui bahwa makin tinggi enkripsi yang dipergunakan maka semakin aman tapi akan terjadi  penurunan  throughput  data yang diakibatkan karena proses de-enkripsi.
           
5.  SSID 
SSID  (Service Set IDentifier) merupakan identifikasi atau nama untuk jaringan wireless. Setiap peralatan Wireless harus menggunakan SSID tertentu.  Peralatan Wireless  dianggap satu jaringan jika  tergabung pada  SSID  yang sama.  Agar dapat berkomunikasi, setiap perlatan wireless haruslah tergabung pada SSID dan channel yang sama. 

 6.  POE 
POE (Power Over Ethernet)  merupakan teknik pengiriman energi listrik (arus lemah)  melalui cable UTP dengan memanfaatkan DC Injector.  POE biasanya diterapkan untuk radio wireless outdoor.
 
7.  1T1R dan 2T2R
Radio wireless dengan memanfaatkan 1 Tranceiver dan 1 Receiver sehingga troughtput semakin baik, begitu pun dengan 2T2R dengan memanfaatkan 2 Tranceiver dan 2 Receiver.

Dasar Konfigurasi Cisco Router


Dasar Konfigurasi Cisco Router

Setelah mengetahui mengenai beberapa mode yang ada pada perangkat cisco, sekarang saatnya melangkah lebih lanjut dengan mengetahui beberapa konfigurasi dasar yang biasa dilakukan pada perangkat cisco router. Beberapa konfigurasi dasar yang sering dilakukan adalah membuat nama router (hostname) , memberikan password untuk masuk ke mode privilege (enable password / secret) , membuat password console router , password untuk remote koneksi / telnet router, membuat banner, dan memberikan IP pada interface router. O iya, sekali lagi ingat ya untuk memberikan
konfigurasi kita harus masuk ke mode global configuration router. Berikut ini beberapa contoh konfigurasi dasarnya, jika ada yang konfigurasi   dasar yang kurang silahkan request ya nanti saya berikan  
a. Hostname
Fungsinya adalah untuk memberi nama pada router
syntax :
router(config)#hostname nama router yang diinginkan
misal nama router yang diinginkan adalah sragen, maka bentuk perintahnya
router(config)#hostname sragen
maka nama router akan langsung berubah menjadi sragen
sragen(config)#

b. Enable password
Fungsinya untuk mengaktifkan password pada perintah enable atau saat masuk ke privilege mode
syntax :
sragen(config)#enable password isi  password yang diiinginkan
misal isi password yang diinginkan adalah cisco, maka bentuk perintahnya
sragen(config)#enable password cisco

c. Enable secret
Fungsinya untuk mengaktifkan password secret pada perintah enable, fungsinya sama dengan perintah enable password, namun enable secret memiliki prioritas yang lebih tinggi dalam artian jika enable secret dan enable password sama-sama diaktifkan pada router maka yang akan aktif untuk digunakan ketika ingin masuk ke mode privilege adalah isi password pada perintah enable secret, selain itu isi password pada enable secret dalam bentuk terenkripsi. 
syntax :
sragen(config)#enable secret isi-secret yang diinginkan
misal isi secret yang diinginkan adalah class, maka bentuk perintahnya adalah
sragen(config)#enabel secret class

d. Line console
Mengaktifkan password pada line console, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saja yang bisa mengakses router melalui line console. Router hanya memiliki 1 buah line console. Line Console itu jalur atau port yang berfungsi untuk mengakses router saat awal dan tidak memerlukan IP address.
syntax :
sragen(config)#line console 0
sragen(config-line)#password isi-password yang diinginkan
sragen(config-line)#login

e. Line Virtual Terminal
Mengaktifkan password pada line virtual terminal, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saja yang bisa mengakses router melalui line virtual terminal atau secara remote akses alias telnet. Router memiliki beberapa buah line virtual terminal (vty).
syntax :
sragen(config)#line vty 0 4
sragen(config-line)#password  isi-password yang diinginkan
sragen(config-line)#login
  
f. Konfigurasi IP Pada Interface
syntax :
sragen(config)interface port yang ingin diberikan IP
sragen(config-intf)ip address [Alokasi IP]  [Subnet mask]
misalnya kita ingin memberikan IP 192.168.100.1 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 pada interface fa0/0 router, maka konfigurasinya sebagai berikut
sragen(config)interface fa0/0
sragen(config-intf)ip address 192.168.100.1 255.255.255.0

Pageviews